api

Selasa, 30 Agustus 2011

Pengais Sisa

Ekonomi adalah faktor penyebab adanya kesenjangan sosial yang ada. Tak bisa dipungkiri bahwa dalam interaksinya manusia lebih banyak berazaskan ekonomis,contohnya: memperoleh manfaat sebanyak mungkin dengan pengorbanan sesedikit mungkin. Akan tetapi,apakah untuk memperoleh hasil sebanyak mungkin atau semaksimalnya itu bisa dipastikan dengan pengorbanan yang kecil? Tentunya tidak,akan ada pengorbanan yang setimpal sesuai hasil yang kita peroleh. Bahkan mungkin bisa jauh lebih besar pengorbanannya jika dihitung dengan berbagai faktor.

Jika dihitung,dari 230 juta lebih penduduk indonesia memang banyak yang berpenghasilan lebih dari cukup tetapi yang berada di areal kemiskinan pun tidak sedikit jumlahnya yaitu sekitar 30-an juta jiwa menurut data BPS. Hal itu pun dengan ukuran miskin berdasar pengeluaran Rp 7000 perhari,coba standardnya dinaikan,pastinya akan kita peroleh jumlah yang lebih fantastis.

Kebanyakan rakyat miskin di indonesia bekerja di sektor informal. Dan diantara jenis pekerjaan sektor informal yang umumnya kita ketahui,ada pekerjaan pemungut. Bukan pemungut sampah,bukan tukang barang rombengan,mereka pemungut sisa barang dagangan yang tercecer. Pekerjaan ini tidak bisa dipungkiri menghiasi beberapa pasar,terutama pasar sayuran dan pasar beras. Perlu bukti,silahkan datangi pasar terdekat ditempat anda masing-masing.

Para pemungut sisa itu menjadi parasit bagi para pedagang dan petugas pasar. Kenapa? Karena mereka mengganggu ketertiban dan kadang merugikan pedagang,tidak jarang dari mereka melakukan pencurian. Akan tetapi,mereka tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari pasar,mereka akan selalu menempel pada inangan mereka yaitu pasar.

Berbagai umur menekuni profesi ini (pemungut sisa),dari anak seusia SD hingga nenek-nenek yang sudah tidak seharusnya berkeliaran di pasar. Ironisnya,rasa belas kasih,halal-haram seperti tidak punya batasan lagi hitam dan putihnya. Mereka bukan lagi bekerja pribadi untuk diri sendiri,mereka sudah seperti 'mafia',mereka terorganisir dan ada pengepulnya. Hal itu yang yang terkadang membuat kalangan Pasar baik itu petugas dan pedagang kesal,mereka tak tersentuh retribusi.

Foto yang saya tampilkan di profil merupakan foto seorang nenek yang sedang mengais sisa bawang putih di depan kios bumbu dapur.

#postinganpertama,kesannya coba-coba,selanjutnyamungkinluarbiasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar